Rabu, 17 Juli 2024

SIAPAKAH YANG MEMPUNYAI KEKUATAN UNTUK MEMENGARUHI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI?


Pada 1589, Ratu Elizabeth I dari Inggris mendengar tentang mesin baru yang dapat merajut wol biasa. Ketika penciptanya, William Lee, mengajukan hak paten kerajaan, Ratu menolak karena mesin itu dapat membuat banyak perajut di kerajaan kehilangan pekerjaan. Tetapi, William tidak menyerah dan justru memperbaiki mesin tersebut dengan menambah jumlah jarum sehingga dapat memproduksi sutra halus. Sekali lagi, Ratu menolak permohonan patennya sambil mengungkapkan keprihatinannya mengenai konsekuensi yang ditimbulkan oleh mesin perajut. Ratu memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya dan menjamin mata pencaharian mereka karena itu dia tidak menyetujui mesin tersebut.

Apa pendapat Anda mengenai tindakan Sang Ratu? Apakah menurut Anda dia mengambil keputusan yang tepat, atau apakah dia hanya tidak mau menerima kenyataan? Seandainya Ratu seorang futuris, mungkin dia akan mengerti bahwa mencegah meluasnya ide-ide baru adalah hal yang tidak mungkin. Mesin William Lee dianggap sebagai salah satu terobosan pertama yang kemudian mencapai puncaknya pada Revolusi Industri. Bila diingat kembali, kita bisa melihat bahwa seharusnya Ratu menghadapi situasi tersebut dan menyadari bahwa beberapa langkah maju tidak bisa dihindari, meski mungkin menyakitkan. Dan, bagaimana jika daripada membantu menyebarluaskan menolak, Ratu justru mesin-mesin ini? Mungkin dia akan menjadi sangat tidak populer di mata masyarakat, bahkan mungkin dianggap sebagai pengkhianat, tetapi berpuluh-puluh tahun kemudian, Inggris akan menikmati kemajuan teknologi dibanding negara-negara tetangganya Karena sikap Ratu. Lee membawa hasil penemuannya ke luar dari negeri tersebut dan mendapatkan hak paten dari Prancis.

Saat ini, kita sedang menghadapi situasi yang serupa. Dampak perkembangan teknologi yang pesat terhadap masyarakat sangat besar, dan kita harus berhati-hati untuk tidak menolak perkembangan itu karena alasan-alasan yang salah karena sekarang ini keadaan ternyata baik dan ternyata ada cukup banyak pekerjaan.

Teknologi baru biasanya merupakan hasil dari keingintahuan dan gairah manusia. Tujuan dari teknologi bukan untuk membuat orang kehilangan pekerjaan, melainkan untuk menjajaki sesuatu yang belum pernah dilakukan. Ketika kita menciptakan mobil, tidak terdapat apa pun untuk mendukung keberadaan mobil. Tidak ada jalan, tidak ada SPBU, tidak ada rambu-rambu lalu lintas, tidak ada infrastruktur sama sekali, bahkan tidak ada pembeli karena harganya yang mahal. Kita melakukannya semata-mata karena mobil menarik. Tetapi, ternyata justru menciptakan berbagai jenis pekerjaan baru: montir, ahli mesin, teknisi bodi mobil, tukang cat, pekerja jalanan, pengemudi taksi, pengantar makanan, dan petugas patrol jalan raya. Jika drone, blockchain, atau printer 3-D masih terasa agak berlebihan, sejarah menunjukkan bahwa permintaan terhadap teknologi baru biasanya tercipta sesudah fakta tersebut, seperti halnya pekerjaan-pekerjaan baru. Kita harus men- ciptakan setiap hal menarik yang dapat kita pikirkan meski kita tidak sepenuhnya memahami potensinya.

Walaupun teknologi adalah milik semua orang, perkembangannya saat ini digerakkan oleh segelintir orang, khususnya apabila Anda melihat pembagian gender dan usia. Pada masa mendatang, kita akan membutuhkan Anda semua yang menganggap teknologi bukan hal yang menarik bagi Anda. Anda penting karena Anda berbeda. Orang yang berbeda harus ditarik ke dalam pembahasan kita mengenai masa depan agar kita dapat memasukkan lebih banyak pandangan ke dalam rancangan layanan dan produk-produk baru. Ingat bahwa merupakan suatu kehormatan untuk hidup pada zaman ketika teknologi informasi masih cukup baru dan kita bisa memberi- kan pengaruh terhadap perkembangannya.

Kita tidak bisa membicarakan masa depan tanpa teknologi, dan kita tidak bisa membicarakan teknologi tanpa masa depan. Apabila Anda ingin menjadi bagian dari membangun masa depan, pelajarilah megatren skenario masa depan, dan teknologi mutakhir. Dengan cara inilah kita dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Dicuplik dari:
Pölönen, Perttu, "Future Skills", terjemahan, 
Jakarta: Penerbit Gemilang, Februari 2023.
ISBN 978-623-8036-01-1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar