*PRIORITASKAN ALLAH , ALLAH AKAN PRIORITASKAN KITA*
🐂 Sholat hanya SISA kesibukan,
Sedekah hanya SISA belanja dan jajan,
Dzikir hanya SISA obrolan dengan teman-teman,
Baca Al Qur'an hanya SISA online dan sms-san,
Mencari ilmu hanya SISA main dan jalan-jalan,
Semua serba SISA !! .
🕌 Ketika Kita Tak Lagi Prioritaskan Allah
🐏 Jika kita tak bisa memprioritaskan Allah, apakah pantas meminta Allah memprioritaskan kita?
🐂 Ketika Allah menjadi nomor dua atau bahkan nomor lima, bagaimana mungkin kita berharap rahmah-Nya akan masih tercurah untuk kita?
🐪 Ketika kita tidak memprioritaskan Allah dalam hidup ini, bagaimana mungkin Allah akan melimpahkan kasih sayang-Nya kepada kita?
🐏 Ketika kita lebih memilih menyibukkan diri dengan urusan dunia, sedangkan dunia adalah fatamorgana, bukankah wajar bagi Allah membuat kita kebingungan dan kehilangan arah?
🐂 Sahabat, kita bisa merenungi hadis Nabi ﷺ berikut ini.
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Barang siapa bangun di pagi hari namun hanya dunia yang dipikirkannya, hingga ia seolah tidak melihat hak Allah padanya, Allah akan tanamkan empat penyakit di hatinya: kebingungan yang tidak terputus, kesibukan yang tidak berujung, kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan keinginan yang tidak tercapai." (HR. Thabrani)
🐪 Itulah jawaban atas kegundahan yang seolah selalu menempel di hati dan benak kita.
Karena kita tak lagi memprioritaskan Allah dalam hidup kita.
🐏 Kita harus mengubah mindset bahwa "menjalani hari ini" bukan semata mementingkan urusan dunia dan mengabaikan hak Allah terhadap kita, hamba-Nya.
🐂 Allah memiliki hak untuk kita prioritaskan.
Allah punya hak untuk berada dekat dengan kita.
🐪 Allah punya hak atas waktu kita di dunia, dalam bentuk ibadah, dzikir dan doa.
🐏 Pun demikian dengan akal dan kecerdasan yang kita banggakan.
Semua itu menjadi milik kita semata karena kasih sayang Allah kepada kita.
🐂 Lalu, apalagi yang masih memberatkan hati kita untuk memprioritaskan Allah?
🐪 Masihkah kita betah untuk menjalani hari yang penuh dengan kesibukan tiada henti dan kegundahan tak bertepi?
🐏 Kita butuh menangis.
Kita butuh airmata yang mengalir disertai ketakutan dan kesadaran bahwa apa yang kita jalani selama ini adalah sebuah kesalahan besar.
🐂 Kita harus mengakui bahwa kita harus berubah.
Kita harus mengubah kebuntuan otak kita agar kembali bisa mengingat hakikat kehidupan manusia untuk mengabdi kepada Penciptanya.
🐪 Saatnya melembutkan hati.
Saatnya mengingat kembali Kuasa Allah ﷻ.
🐏 Kita hanyalah hamba.
Sekali lagi, kita hanyalah hamba yang harus memenuhi hak Sang Pencipta atas kita.
Reshared by Kustiyadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar