Senin, 05 Agustus 2024

Lonjakan Pengangguran di AS



1. Lonjakan Pengangguran di AS Picu Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi: 
   - Tingkat pengangguran di AS tiba-tiba naik, bikin orang khawatir kalau ekonomi AS melambat lebih cepat dari yang diperkirakan. Ini mengejutkan pasar dan bikin spekulasi bahwa The Fed mungkin salah menilai situasi ekonomi.

2. Ketidakpastian Cut Suku Bunga The Fed: 
   - Ada kekhawatiran The Fed harus cepat-cepat memangkas suku bunga setelah laporan pekerjaan AS yang lemah, yang membuat pasar saham tegang, terutama sektor teknologi.

Bursa saham dunia berguguran pada akhir pekan ini setelah pasar melakukan aksi jual besar-besaran saham teknologi. Penjualan besar ini dipicu oleh kekhawatiran melambatnya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan ancaman resesi.

Saham teknologi menjadi pemicu ambruknya saham global. Penurunan paling parah dicatat oleh pembuat chip Intel (INTC.O) yang ambruk 26,06% ke US$21,48 per lembar.

Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 8 April 2013 atau 11 tahun terakhir lebih. 

Pelemahan sebesar 26,06% sehari juga menjadi yang terdalam dalam sejak 1974 (31% sehari) atau lebih dari 50 tahun atau setengah abad. Pada saat itu, Intel baru saja menggelar penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).

Ambruknya saham Intel jatuh hingga membuat market capnya ambruk di bawah US$ 100 miliar.

3. Yen Jepang mencapai level tertinggi tujuh bulan terhadap dollar AS:
   - Yen Jepang menguat signifikan terhadap dolar AS karena ada ekspektasi Bank of Japan akan menaikkan suku bunga. Ini bikin saham-saham di Jepang, terutama yang ekspornya besar, jadi tertekan.

Indeks Nikkei Jepang mencatat penurunan harian terburuk sepanjang sejarah pada hari Senin. Indeks ditutup turun 12,4% ke 31.458,42. Penurunan ini menjadi yang terbesar kedua sejak kejatuhan Black Monday pada Oktober 1987, ketika indeks kehilangan 3.836,48 poin (14,9%), yang sebelumnya merupakan penurunan terburuk

4. Kekhawatiran Geopolitik:
   - Ketegangan geopolitik meningkat setelah ancaman Iran terhadap Israel, bikin kekhawatiran global makin parah dan investor jadi lebih berhati-hati.

Setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, ketegangan regional semakin memuncak. Peristiwa itu terjadi sehari setelah serangan Israel di Beirut yang menewaskan Fuad Shukr.

Amerika Serikat (AS) sedang mengerahkan kekuatan militer tambahan di Timur Tengah sebagai langkah defensif untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut. Hal itu diungkapkan langsung oleh seorang pejabat Gedung Putih.

5. Tekanan di Sektor Teknologi:
   - Sektor teknologi yang sebelumnya melonjak tinggi, sekarang kena tekanan jual karena investor mulai meragukan harga saham yang terlalu tinggi.

Data pekerjaan yang lebih buruk dari perkiraan pada hari Jumat memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin telah menunggu terlalu lama untuk mulai menurunkan suku bunga, membuat Indeks Nasdaq 100 mengalami koreksi teknikal dan Indeks Volatilitas Cboe menuju level 25.

Saham-saham raksasa seperti Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan Alphabet Inc telah jatuh dari rekor tertinggi, yang dicapai pada awal Juli.

Secara keseluruhan, anggota Nasdaq 100 telah kehilangan nilai lebih dari US$3 triliun selama periode tersebut, dengan Nvidia Corp dan Tesla Inc masing-masing mengalami penurunan lebih dari 20%. 


6. Aksi Jual Akibat Penggunaan Leverage/margin call:
   - Banyak investor pakai utang (leverage) untuk beli saham, dan ketika harga saham turun, mereka terpaksa jual aset buat bayar utang, yang memperparah penurunan harga saham.

Ringkasan:
Pasar keuangan global lagi bergejolak gara-gara lonjakan pengangguran di AS, kebijakan moneter yang nggak pasti, dan ketegangan geopolitik. Sektor teknologi dan pasar yang banyak utang (leverage) kena tekanan jual besar-besaran, bikin volatilitas dan ketidakpastian ekonomi makin parah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar